Wednesday, May 30, 2007

Pak Tua Itu

Hati perih teriris melihat pria tua itu tertatih mendorong sepeda yang juga sudah tua. Dengan mata rabun dan suara parau menjajakan pisang yang kelihatannya tidak enak dimakan. Tapi salahku, tak bisa berbuat lebih selain mengasihani dia di dalam hati. Menyesal, kenapa tak kubeli saja pisang-pisang itu, kan bisa memberinya rezeki. Dan setidaknya dia bisa pulang ke rumah dengan lebih cepat karena tak harus berkeliling lagi mencari pembeli. Ah bapak tua, kapan lagi kita akan bertemu. Aku janji akan membeli pisangmu, meski aku tak suka makan pisang. Bapak tua, siapapun namamu, terima kasih.....aku bisa belajar bersyukur karenamu. Mensyukuri hidup yang selama ini sering kukutuk. Menyadari bahwa Tuhan sangat mencintaiku. Percayalah juga pak, bahwa Tuhan juga mencintai bapak dengan caraNya sendiri. Memberimu ketulusan untuk terus berusaha di usia senja demi orang-o rang yang bapak cintai. Memberimu semangat untuk terus bekerja keras, bukan jadi peminta-minta. Siapapun namamu pak, aku harap kita bisa bertemu lagi.

No comments: