Sunday, September 16, 2007

Waaaaaaaaaaaa..........

Kenapa ya, uang begitu berkuasa?
Berdasar pengalaman pribadi pernah terkunci di lift, akhirnya aku jadi merenungkan sesuatu...
Sejak pertengahan juli 2007, aku ditugaskan di tim khusus (sebut saja demikian), tim ini berada di bawah langsung super big bos yang punya tv. Tim khusus ini berkantor di lantai 24 sebuah menara bank yang tinggi. Pada suatu hari aku bermaksud untuk turun ke lantai dasar. Tak ada yang aneh, sampai pintu lift tertutup. Dan, nah loh! kok angka-anagka di lift tak bisa dipencet. Aku yang di dalam lift sendiri, pastinya takut banget, wah ada apa neh? wah aku belum mau mati di dalam lift sendiri, pokoknya semua pikiran buruk sudah ada di kepala, apalagi lift melaju turun cepat dengan sendirinya, dan tidak berhanti di lantai dasar. Beberapa detik kemudian lift pun berhenti di lantai lower ground. Ah aku selamat pikirku. Tapi nah loh, kok di lantai ini heboh, ada karyawan yang mencoba menahanku untuk tidak keluar dari lift. Aku sempat bingung, tapi langsung sadar oh super big bos datang, dia mau naik lift. Wah harus cepat-cepat kabur neh daripada ketemu atau harus satu lift bareng, lagian sudah ditunggu teman di luar. "Mas aku mau keluar." kataku pada mas, yang kalo gak salah namanya Edi. "Oh, ya sudah mbak cepetan" katanya. Aku pun berjalan cepat keluar dari lift, tapi di pintu keluar khusus itu ada sekuriti yang sadis banget dong, memelototi aku, dan menyuruh cepat pergi. Sebel gak seh... kayaknya yang mau datang dewa, sampai aku diperlakukan seperti itu! Eksklusif banget ya perlakuan bagi orang yang punya duit. Lift khusus, jalan yang steril dari pengguna lain, sekuriti yang berbaris dan siap memberi hormat, padahal bos itu masih di pintu gerbang loh.
Tapi ada cerita lagi yang sangat kontras. Masih cerita dari lantai 24 juga. Selesai syuting, seperti biasa kru harus mengembalikan alat ke logistik yang ada di gedung sebelah. Dan karena membawa barang banyak, kami harus lewat lift barang. Tahu gak lift barang bagaimana keadaanya, gak ada ac, tiap lantai berhenti jadi bisa dibayangkan bagaimana lamanya menunggu lift itu. Setelah menunggu kira-kira setengah jam, lift barang pun datang dan turun perlahan-lahan. Di dalam lift aku bersama OB, CS, dan kurir mereka pun bercanda tentang lift barang yang seharusnya buat barang itu. Aku jadi ingat memo yang dipasang beberapa waktu sebelumnya, yang menyatakan OB, CS, Driver, dkk hanya boleh lewat lift barang. Oh jadi lift seperti ini yang diperbolehkan dipakai oleh mereka. Kok kejam ya peraturan kantor? Gak manusiawi! Padahal mereka juga berpenampilan rapi dan bersih kenapa lift yang dipakai harus dibedakan? Padahal dengan lift barang pekerjaan para OB mengantar memo juga jadi lama, karena liftnya yang super lemot. Masih masuk akal kalo CS yang membawa alat pel atau ember besar hanya boleh di lift barang, tapi kalau OB yang bawa kertas memo, kan tidak akan mengganggu.
Ah, hidup kadang tidak adil tapi justru karena manusia itu sendiri. Manusia sendiri yang membuat hidup ini tidak adil karena membedakan manusia lainnya.

No comments: